Balaslah Kejahatan Dengan Kebaikan

Thursday, October 28, 2010

| | |
Seperti api yang dipadamkan oleh air, begitu la perlakuan kita...jangan lah kita ikutkan sgt rasa hati...bila ada org berbuat jahat dengan kita..jgn lah membalas jugak dgn kejahatan sebab tiada penyelesaian nya kalau kita menambahkan bara dalam api yang marak...huhuhu... Jadi...Sabarlah selagi boleh besabar..Sesungguhnya sabar itu separuh dari iman..
 
Firman Allah s.w.t di dalam Al-Quranul Karim Yang bermaksud :
"Wahai orang-orang yang beriman minta tolonglah kamu dengan sabar dan sembahyang,sesungguhnya Allah bersama-sama dengan orang yang sabar"
(153.)

Kadang2 aku pun pun alami perkara macam tu...Ikutkan rasa hati, memang aku tak puas hati... Tp bila aku rasa tak puas hati atau nak marah org, aku selalunya akan mendiamkan diri...aku bukan takut nak marah tapi aku takut pekataan yang kuar time aku marah tu akan lebih memudaratkan suasana... Time ni tahap kesabaran aku diuji...
 
 Mengenai hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda, “Menakjubkan perihal orang yang beriman. Sesungguhnya setiap perkara dalam urusannya (orang mukmin) semuanya adalah baik baginya dan tidak berlaku hal yang demikian melainkan ke atas mereka yang beriman. Jika dia ditimpa kesusahan dia bersabar maka yang demikian adalah baik baginya dan jika dia didatangkan kemudahan dia bersyukur maka yang demikian adalah baik baginya.” Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim (7425).
 
Malang nya aku ni hanyalah manusia biasa, tidak terlepas dari hasutan syaitan...Kadang2 terlepas jugak kemarahan aku..urmm...
************************
 
Kisah ni amat aku suka...Bila baca, aku sedar yang iman aku begitu rapuh...urmmm..moga2, aku masih mampu menguatkan hati ni untuk lebih bersabar dengan dugaan dunia...(~_~)

Di satu sudut pasar Madinah Al- Munawarah ada seorang pengemis Yahudi buta. Hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya dia selalu berkata, "Wahai saudaraku janganlah kami dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya."

Namun tanpa disedari pengemis Yahudi buta, setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan. Tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Begitulah yang dilakukan oleh baginda pada setiap hari sehinggalah ke saat kewafatannya.

Setelah kewafatan Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar Radhiallahu Anhu (RA) berkunjung ke rumah anaknya Aisyah. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?"

Aisyah menjawab pertayaan ayahnya, "Wahai ayahanda, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayahanda lakukan kecuali satu sunnah saja."

"Apakah itu?", tanya Abu Bakar RA.

"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana," kata Aisyah.

Keesokan harinya Abu Bakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Beliau mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya.

Ketika Abu Bakar RA mulai menyuapkan nasi, si pengemis itu marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?"

Abu Bakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."

"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," jawab si pengemis buta itu.

"Apabila dia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapkan aku tetapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut," pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya. Beliau menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang daripada sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada lagi. Beliau adalah Muhammad Rasulullah SAW."

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar RA, dia pun menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya dan memfitnahnya. Dia tidak pernah memarahiku walau sedikit pun, malah dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi. Dia begitu mulia.."

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadah dihadapan Abu Bakar RA.
 


 

0 comments:

Post a Comment